Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Langkah langkah melestarikan air hujan untuk di minum dan kebutuhan sehari hari

Sebagai negara yang terletak di kawasan tropis indonesia terdiri dari dua musim, musim kemarau dan musim hujan. Setiap tahunnya rata rata memiliki curah hujan berkisar 2.000 - 3.000 mm pertahun.

Ilustrasi musim hujan


Anton Sujarwo salah satu peneliti Air ECOTON menjelaskan proses pembuatan pelestarian air hujan agar dapat diminum dan digunakan untuk menyeduh secangkir kopi.


"Proses pelestarian air hujan dimulai dari mengindentifikasi dimensi dari atap rumah. Misalnya dengan demensi atap 100mm, dan dengan curah hujan yang relatif tinggi dapat memperoleh air sebayak 3-4 Liter perdetiknya". Anton Suwarjoe


Baca juga : 6 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh di Musim Hujan


Air hujan sebenarnya dapat menjadi air baku karena tidak terkontaminasi dengan mineral berbahaya dan juga tidak terkontaminasi bakteri jahat. 


Proses penampungan air hjan dilakukan dengan cara di alirkan melalui Outlet talang menggunakan pipa munuju Tandon. Untuk sistim pemanenan air hujan Anton Suwarjo menghalau debu kasar untuk masuk ke dalan tandon, sebelum air hujan kemudian disalurkan kewadah. 

Ilustrasi Penyimpanan Tandon


Setelah dimasukan kedalam wadah air hujan di treatment menjadi air minum menggunakan alat Elektrolisis, didalam elektrolisis terjadi yang namanya ionisasi dimana proses elektrolisasi sendiri biasanya dilakukan dalam kurun waktu 24 jam. Setelah Proses elektrolisasi inilah kemudian dapat di manafaatkan untuk diminum dan kebutuhan sehari hari.


Penelitian air dari Ecoton ini memanfaatkan air hujan untuk dikonsumsi sebagai air minum dan kebutuhan sehari hari .


Posting Komentar untuk "Langkah langkah melestarikan air hujan untuk di minum dan kebutuhan sehari hari"